Desa Dringo Kec. Todanan
















0 komentar:

Letak Geografi Desa Dringo-Todanan

LETAK GEOGRAFIS DESA DRINGO


Desa Dringo adalah suatu desa dari 25 Desa Kecamatan Todanan Kabupaten Blora,. Dilihat dari letak Geografisnya Desa Dringo berada pada ketinggian ±200 Meter sampai ±600 Meter dari permukaan laut.
Jarak tempuh dari desa ke Kecamatan Todanan adalah kurang lebih 3 kilo meter ke arah Barat, sedangkan jarak tempuh dari pusat desa ke kota /Kabupaten kurang lebih 45 kilo meter ke arah Timur.
Luas wilayah desa Dringo kurang lebih 267,50 hektar (ha), dan peruntukanya kurang lebih 165 hektar sebagai lahan pertanian dan kurang lebih 102,5 hektar sebagai hutan lindung dan lainnya. Daerah pertanian termasuk tanah yang cukup subur, sangat cocok untuk ditanam berbagai jenis tanaman,baik tanaman padi, palawija maupun jenis komuditi lainya.

Batas-batas Desa
Desa Dringo berbatasan dengan beberapa desa yaitu :
a. Sebelah Timur          : Desa Kajengan
b. Sebelah Selatan       : Desa Kedungwungu
c. Sebelah Barat          : Desa Cokrowati
d` Sebelah Utara         : Desa Dalangan





DEMOGRAFI

1.      Transmigrasi
Luas wilayah desa Dringo bila dibandingkan dengan jumblah penduduk dapat dikategorikan sebagai daerah yang cukup padat. Sehingga bila dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja per-tahun dengan pertumbuhan penduduk cukup juga sudah seimbang. Karena pertumbuhan penduduk cukup besar maka pada masa belakangan ini tidak mustahil bila penduduk semakin banyak mencari pekerjaan ke luar desa atau ke kota baik sebagai buruh, maupun berwiraswasta.
Sebagai alternative pemecahanya, peluang untuk bertransmigrasi walaupun tidak banyak.. Namun disisi lain program transmigrasi saat ini sudah semakin kecil terlebih-lebih Departemenya sudah dilikwidasi. Sehingga setiap tahunya semakin banyak para pemuda dan pemudi pergi ke kota-kota untuk mengadu nasib mencari peluang kerja dengan berbagai ijasah SLTP,SLTA, dan SMK.
Hal ini sebenarnya merupakan beban bagi pemerintah untuk bisa menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Keluarga Berencana (KB)
Meskipun di atas dikemukakan bahwa pertumbuhan penduduk di desa Dringo cukup besar, namun bukan berarti program Keluarga Berencana tidak berasil. Semua disebabkan karena besarnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang produktif. Bila dilihat dari besarnya jumlah Kepala Keluarga yaitu mencapai 937 Kepala Keluarga. Sebenarnya semangat masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana sangat tinggi, sehingga pertumbuhan atau kelahiran bayi per-tahunnya presentasenya sudah cukup kecil bila dibandingkan dengan jumlah Kepala Keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini :



Kondisi sosial budaya

 

Ada beberapa lembaga yang mewadahi kegiatan kelompok-kelompok masyarakat, yaitu:
1. Karang Taruna
Lembaga yang mewadahi pemuda karang taruna Desa Dringo terletak di RT 02. Untuk saat ini karang taruna tersebut mengalami kevakuman, disebabkan kesibukan masing-masing anggota dan kebanyakan anggota sudah berkeluarga, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal dalam kegiatan dan kepengurusan karang taruna tersebut.

2. Perkumpulan Ibu-ibu PKK
Perkumpulan PKK terletak di kantor kelurahan diketuai oleh isteri dari Bendahara Desa. Kondisi saat ini PKK hanya sedikit melakukan perkumpulan dan kegiatan dan perlu di tingkatkan

Kehidupan Beragama
Mayoritas penduduk Desa Dringo menganut agama Islam. Pola kehidupan pesantren mendominasi kehidupan beragama masyarakat Dringo. Sejauh ini menurut berbagai sumber, tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama. Hal tersebut disebabkan tidak adanya kelompok agama lain dalam jumlah besar di wilayah ini. Setiap Kamis malam Jum’at dilakukan kegiatan Berjanji Yasinan/ Manakiban yang dilakukan oleh pria muslim di Masjid dan di rumah warga secara bergilir, sementara pengajian perempuan dilakukan setiap Jum’at siang dan minggu serta yasinan.

Interaksi Sosial Masyarakat
Interaksi masyarakat terjadi di pusat-pusat kegiatan masyarakat, seperti pemandian umum, tempat kerja (kantor desa, persawahan, dan perkebunan), sekolah, dan masjid. Dalam hal pemerintahan, interaksi sosial masyarakat yang terjadi antara lain penyampaian instruksi-instruksi  dari masyarakat melalui alim ulama seperti ustadz, kemudian disampaikan kepada aparat desa. Penyampaiannya, berupa ceramah keagamaan dan dilakukan di kantor kelurahan dengan membuat acara syahriaan, ( sharing )



Gotong Royong
Masyarakat bergotong royong dalam kegiatan-kegiatan, seperti pembangunan aliran air, pembangunan sarana MCK, hingga kegiatan Jum’at bersih (Jum’at bersih). Kegiatan gotong royong tersebut dikoordinasi dalam tingkat RT. Selain itu gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat desa Dringo, dilakukan juga dalam bidang sosial, contohnya kegiatan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu, dapat berupa renovasi rumah masyarakat yang tidak mampu ataupun memberikan dana bantuan berupa uang. Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing dusun untuk yang membawahinya.

Sarana Keagamaan
Sarana keagamaan yang ada di Desa Dringo adalah masjid, Mushola, majelis ta’lim, dan pesantren. Sarana keagamaan di desa Dringo bertujuan memantapkan keislaman agar dimiliki setiap warga masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa.

Kebudayaan
Masyarakat Dringo merupakan bagian dari Jawa Tulen, sehingga bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Jawa. Mata pencaharian utama mereka adalah bertani dengan pola tanam tumpang sari. Kesenian yang ada di wilayah ini adalah Robana danMarawis,
Terdapat beberapa kebudayaan yang berada di Desa Dringo, diantaranya adalah seni pencak silat dan kesenian terbang. Seperti yang kita ketahui, pencak silat merupakan salah satu kesenian khas Jawa Tengah, begitu pun halnya di Desa Dringo. Dahulu, seni pencak silat amat berkembang di desa ini, tetapi seiring berjalannya waktu kesenian pencak silat tidak begitu diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang peduli akan kesenian tersebut. Masyarakat kini lebih memprioritaskan keagamaan dibanding kesenian. Namun, kebudayaan ini tidak sepenuhnya hilang, masih banyak anak-anak yang mempelajari kesenian pencak silat di sekolahnya masing-masing.
Masyarakat desa yang mayoritasnya berbahasa Jawa ini memiliki kesenian lainnya, yaitu kesenian Terbang. Kesenian Terbang itu semacam gambus atau  marawis. Kesenian Terbang terdiri dari dua belas pemain, diantaranya satu orang menjadi penyanyi dan sebelas orang lainnya memainkan alat musik. Kesenian ini biasa ditampilkan dalam berbagai acara, seperti hajatan  khitanan ataupun perkawinan.



STRATEGI PEMBENTUKAN POSDAYA

Nama generik Pos Pemberdayaan Keluarga atau disingkat POSDAYA. Sesuai dengan tujuannya POSDAYA dikembangkan sebagai wahana bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan, memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi, motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada dalam masyarakatnya.
Tenaga yang diharapkan menjadi penggerak upaya ini bermacam ragam. Kelompok PKK yang di masa lalu sangat aktif dalam Posyandu diharapkan bisa menjadi tulang punggung gerakan ini. Pokja IV PKK yang berpengalaman luas dalam menggerakkan Posyandu bisa menjadi tulang punggung Posdaya dengan mengajak pokja – pokja lainnya bergabun mengelol suatu POSDAYA  yang  program  dan kegiatannya  lebih  luasSiswa SMA  anak  keluarga  kurang mamp yan dikembangkan melalui  SMA  unggul,  dengan bimbingan     guru-gurunya, bisa  menjadi  tenaga  muda yang    berf ungsi    ganda.
kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dalam praktek kerja di lapangan.

wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan  sumber daya manusia diprioritaskapada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak  di bawah  usia 25 tahun.
Dengan  cara itu Desa dringo mengadakan kegiatan kegiatan pada POSDAYA  menjadi  cara yang  paling  tepat  bukan  saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di   dalamnya 


0 komentar:

Program Pembangunan Desa Dringo-Todanan

PROGRAM PEMBANGUNAN DESA
7.1 Sarana dan Prasarana
1.      Pengaspalan jalan
2.      Talud jalan
3.      Jalan makadam
4.      Kantor PKK
5.      Perpipaan air

7.2 Ekonomi
  1. Irigasi
  2. Gedung pertemuan koperasi
  3. Lumbung Desa-
            7.3 Kesehatan
  1. Polindes

A.    Strategi Pencapaian
Arah Pengelolahan Pendapatan Desa
-  Pajak  dipungut  oleh Kepala  Dusun dibantu oleh  Perangkat  Desa  sesuai  dengan wilayah   rayonnya  masing - masing   kemudian  dikumpulkan  dan  disetorkan  oleh Sekertaris  Desa ke BKK  terdekat,  ada   kalanya  petugas   dari   Kabupaten datang sendiri sekaligus untuk mengevaluasi

B.     Arah Pengelolahan Belanja Desa
a.       Penghasilan Tetap Kades dan Perangkat Desa
b.      Tunjangan BPD dan Honor RT dan RW.
c.       Pengadaan Barang dan jasa
d.      Pengadaan  ATK, inventaris Kantor Desa dll.
e.       Biaya operasional Pemerintah Desa
f.       Biaya seragam Kades dan Perangkat Desa
g.      Meliputi biaya rapat dan perjalanan Dinas
h.      Pembangunan sarana dan prasarana, dll
Semuanya diatur dalam APBDes

C.    . Kebijakan Umum Anggaran
Pemerintah Desa bersama BPD melaksanakan musyawarah guna membahas anggaran yang dibutuhkan selama setahun dengan menggunakan tolok ukur pada tahun-tahun sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam APBDes.















KALENDER MUSIM

Masalah//Kegiatan/Keadaan
PANCAROBA
KEMARAU
MUSIM HUJAN
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nop.
Des.
Jan.
Peb.
Musim pancaroba banyak anak terserang diare, flu

v
v









Musim kemarau sawah kering tidak bisa bercocok tanam



v
v
v
v
v
v



Jalan becek









v




0 komentar:

Copyright © 2013 desa-dringo.com