profil desa dringo, kec.todanan-blora

PROFIL DESA 2.1 Kondisi Desa 2.1.1 Sejarah Desa ASAL – USUL DESA DRINGO Konon seorang pengembara dari negeri Cina yang bernama Dampo awang melakukan pengembaraan di tanah Jawa. Pengembaraan tersebut bertujuan untuk menambah pengalaman dan mencari tanaman obat untuk keperluan Kaisar. Setelah melakukan pengembaraan yang cukup lama tibalah dia pada suatu pemukiman yang terletak di sebuah bukit. Di tempat tersebut dia menyempatkan diri untuk membuka sebuah warung. Alkisah warung yang dibuka oleh Dampo Awang tersebut ramai dikunjungi orang , sehingga orang – orang yang bermukim disekitar tempat tersebut menamakannya Gunung Warung. Yang berarti suatu gunung yang ditempati Warung. Kemudian Dampo awang melakukan perjalanan ke arah timur. Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, kemudian sampailah pada suatu rawa. Rawa tersebut sangat luas dan di penuhi tanaman yang cukup asing baginya. Dia pun bertanya kepada penduduk setempat. “ Hai, kisanak, tahukah engkau tanaman apa yang ada di rawa tersebut?” tanya Dampo Awang. “ Maaf kisanak, itu bukan tanaman., tetapi tumbuhan liar yang tumbuh dengan sendirinya. Orang – orang disini menyebutnya dengan nama Dringo,” Jawab seorang lelaki tua yang tinggal di dekt tempat tersebut. “ Adakah kegunaan tanaman ini Ki Sanak, “ tanya Dampo awang ingin tahu. “ Ooo, tentu ada. Saudara – saudara kami menggunakan tanaman ini untuk mengobati penyakit demam yang di derita oleh bayi. “ Kebetulan sekali saya membutuhkan tanaman tersebut bolehkah aku memintanya?’ tanya Dampo Awang. “ Boleh Ki sanak, silahkan. Kapanpun engkau butuh silahkan mengambil. Tak perlu sungkan pada kami,” kata lelaki Tua itu dengan ramah. Dampo Awang pun mengambil tanaman tersebut dan di ramu menjadi obat- obatan. Karena dalam pengembaraanya dia sering menolong orang . Dia pun sering kembali tempat tersebut untuk mengambil daun Dringo. Dan Dampo Awang sering menyebut tempat tersebut dengan sebutan Dringo sehingga tempat tersebut kemudian dikenal dengan nama Desa Dringo. Dalam perkembangannya tempat yang disebut dringo tersebut mengalami perkembangan penduduk yng cukup pesat, hal ini disebabkan karena banyaknya pendatang yang bermukim kemudian menetap di tempat tersebut. Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Desa NAMA-NAMA DEMANG/LURAH/KEPALA DESA SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA DRINGO NoPeriodeNama Kepala DesaKeterangan1Tidak diketahuiSEBRUNG Sebelum Tahun 188121881 s/d 1910BASAR -31910 - 1942MARIYO -41942 - 1975SUMOWIJOYO -51975 - 1987PARIYUN-61987 - 1998PARIYUN -71998 – 2006DULROHMAN -82006 – 2014DULROMNAN -92014 – SEKARANGMUSYAROFAH Sejarah Pembangunan Desa Tabel 2. Sejarah Pembangunan Desa NoTahunKegiatan PembangunanKeterangan12005Pembangunan Bendungan KID22005Permodalan SapiDinas Peternakan 32006Pengaspalan Jalan APD I2007Irigasi Pertanian APBN2007Kantor Balai Desa ADD42008Aspal dan Makadam Jalan P2SE52008PAM Air APBD62008Balai Desa ADD72009Kantor Desa ADD82009Talud Jalan PNPM92010Kantor Balai Desa ADD102010Talud Jalan PNPM112010Pengaspalan Jalan P2SE122010Pagar MakamDPTR132010Aspal Goreng Desa Berkembang 142010Pembibitan JatiDinas Pertanian 152010Penghijauan Jalan Pertanian APBD162011Talud Ds Dringo PNPM172012Talud Dk SerutPNPM182014Aspal Goreng SerutPNPM192015Rabat Beton Ds DringoADD202015Rabat Beton Ds SerutDesa Berkembang212015Rehab Balai DesaADD222015Rabat Beton Ds DringoDana Desa232015Saluran Drainase DringoDana Desa 2.1.2 Demografi KONDISI GEOGRAFIS Tabel 3. Kondisi Geografis NoUraianKeterangan1Luas wilayah : 658,904 Ha2Jumlah Dusun : 2 ( dua ) 1) Desa Dringo 2) Dusun Serut 3Batas wilayah : a. Utara : Desa Gondoriyo b. Selatan : Desa Kajengan c. Barat : Desa Dalangan d. Timur : Desa Gunungan4Topografi a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) 1. Datar 158,566 Ha b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-rata) 14 m5Hidrologi : Irigasi berpengairan tehnis 6 Klimatologi : a. Suhu 27 – 30 °C b. Curah Hujan 2000/3000 mm c. Kelembaban udara d. Kecepatan angin7Luas lahan pertanian a. Sawah teririgasi : 75,180 Ha b. Sawah tadah hujan : 7,320 Ha 8Luas lahan pemukiman : 16,106 Ha9 Kawasan rawan bencana : a. B anjir : - Ha Keadaan Sosial SOSIAL BUDAYA Tabel 5. Kondisi Sosial Budaya Desa No.UraianJumlahKeterangan1KependudukanA. Jumlah Penduduk (Jiwa)2084B. Jumlah KK666C. Jumlah laki-lakia. 0 – 15 tahun256b. 16 – 55 tahun615c. Diatas 55 tahun115D. Jumlah perempuana. 0 – 15 tahun230b. 16 – 55 tahun607c. Diatas 55 tahun1892Kesejahteraan SosialA. Jumlah KK Prasejahtera123B. Jumlah KK Sejahtera125C. Jumlah KK Kaya53D. Jumlah KK Sedang373E. Jumlah KK Miskin863Tingkat PendidikanA. Tidak tamat SD355B. SD1195C. SLTP565D. SLTA210E. Diploma/Sarjana274Mata PencaharianA. Buruh Tani50B. Petani487C. Peternak27D. Pedagang14E. Tukang Kayu51F. Tukang Batu31G. Penjahit7H. PNS5I. Pensiunan2J. TNI/Polri-K. Perangkat Desa7L. Pengrajin2Mebeler, pande, ikrak, tomblokM.Industri kecil7Pembuatan krupuk, criping, N. Buruh Industri68O. Lain-lain13315AgamaA. Islam2084B. Kristen-C. Protestan-D. Katolik-E. Hindu-F. Budha- Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : Kependudukan. Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai berikut: 24,2% : 60,7% : 15,1%. Dari 2012 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama / seimbang. Kesejahteraan Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 49 % dari total KK, KK pra sejahtera 16,2 %, KK sejahtera 16,5 % KK Kaya 7 %. dan KK Miskin 11,3 %. Dengan banyaknya KK prasejahtera inilah maka Desa DRINGO termasuk dalam DESA PRASEJAHTERA Tingkat Pendidikan Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkat Pertama. Mata Pencaharian Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani. hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh Pabrik. Agama Seluruh warga masyarakat Desa DRINGO adalah Muslim ( Islam ) PRASARANA DAN SARANA DESA Tabel 6. Prasarana dan Sarana Desa NoJenis Prasarana dan Sarana DesaJumlahKeterangan1Kantor Desa2 1 rusak, 1 belum jadi2Gedung SLTA3Gedung SLTP14Gedung SD15Gedung MI16Gedung TK2 7Masjid38Musholla28perlu perbaikan.9Pasar Desa10Polindes-11Panti PKK112Poskamling213Jembatan-14Gedung TPQ2 Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : Gedung SLTP dan SLTA diperlukan di Desa DRINGO karena perkembangan Pendidikan di Desa DRINGO memungkinkan warga desa lain bersekolah di SLPT dan SLTA yang ada. Secara umum prasarana dan sarana yang ada di Desa DRINGO masih perlu dilengkapi karena perkembangan masyarakat yang semakinn dinamis. Keadaan Ekonomi Perekonomian Desa Tabel 4. Tabel Sumber Penerimaan Desa NoSumber Penerimaan DesaTahun2010201120121Pajak19.906.882,-19.906.882,-2Pendapatan tanah Kas4DPDK / ADD30.000.000,-35.000.000,-59.000.000,-5 Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa: Penerimaan Pajak, mulai tahun 2010 s/d 2011 mengalami peningkatan. Peningkatan dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah sebesar %, sedangkan dari tahun 2010 ke tahun 2012 adalah sebesar .%. Adapun penyebab dari peningkatan penerimaan pajak selama tahun 2010 s/d 2012 adalah sebagia berikut: Bangunan baru / rumah bertambah Kenaikan tarif Tanah Kas Desa disewakan kepada Masyarakat untuk ditanami Tanaman pangan, harga sewa tiap tahun meningkat untuk menyesuaikan terhadap perkembarigan ekonomi. DPD/K adalah Dana pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah, besaran Dana tiap tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB. ADD atau Alokasi Dana Desa adalah Dana APBD Kabupaten besaran Dana tiap tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB. 2.2 Kondisi Pemerintahan Desa Pemerintahan Desa Dringo yang berada di bawah wilayah Kecamatan Todanan memiliki Lembaga pemerintahan desa Lembaga-lembaga yang dimaksud adalah: Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 2006 yang jumlah personilnya 6 orang. Kemudian Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LPM), disamping itu pula lembaga-lembaga social lainya juga sangat berperan aktif membantu menjalankan roda pemerintahan : seperti PKK, Karang Taruna, Posyandu, dan masih banyak lagi lembaga-lembaga sosial yang lain. Disamping mitra kerja lembaga-lembaga tersebut diatas, sebagai pembantu dalam hal melayani masyarakat sehari-hari dibantu oleh seorang Seketaris dan lima orang Kepala Urusan yaitu : Kepala Urusan Pemerintahan = Kepala Urusan Umum = Kepala Urusan Pembangunan = Kepala Urusan Keuangan = Kepala Urusan Kemasyarakatan = 1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Perubahan tatana dari Lembaga Musyawarah Desa (LMD) menjadi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) ini mengacu pada Perda Nomer 9 Tahun 2006. Keberadaan Badan Permusyawaratan Desa di Desa Dringo dibentuk berdasarkan azas demokrasi, dipilih langsung oleh masyarakat, sehingga apa yang menjadi aspirasi masyarakat terwakili. Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas dan fungsi hampir sama dengan Lembaga Musyawarah Desa sebelunya. Hanya saja beberapa hal yang lebih pringsip seperti : mengayomi Desa , adapun struktur BPD Desa Dringo Sebagai Berikut : Ketua = Suparto Sekretaris = Supartun Bendahara = Shodiqin Anggota = Hartono Anggota = Tsani Ali Imron Anggota = Sukis 2. Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LMP) Mengacu pada Nomer 9 Tahun 2006 Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) pun ditata kembali menjadi Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LMP). Dari segi susunan kelembagaan keberadaan Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LMP) mempunyai susunan kelembagaan dari tingkat desa sampai ke tingkat pusat, 3. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Masalah kesejahtraan keluarga sangat perlu mendapat perhatian, yang mana sebagai permasalahan dalam keluarga harus dapat diatasi dan di atur oleh para ibu-ibu rumah tangga khususnya. Untuk mendapat pembinaan dalam hal tersebut dibuatlah suatu wadah yang di sebut dengan PKK. Lembaga ini termasuk dalam bagian dari bidang-bidang Lembaga Pemerdayaan Masyarakat. Melalui wadah PKK dibentuklah kelompok dasa wism, sehingga sepuluh program pokok PKK dapat dilaksanakan. Dalam wadah ini para ibu-ibu dapat saling bertukar pendapat, saling isi mengisi dan juga mendapat hal yang dapat memberikan kesejukan rumah tangga. 4. Karang Taruna Kepemudaan juga merupakan bagian dari bidang-bidang Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LPM), melalui wadah Karang Taruna dapat membina mental dan moral masyarakat, generasi muda kususnya. Mengingat generasi muda adalah ujung tombak yang menetukan masa depan bangsa Indonesia Disamping itu pula melalui organisasi pemuda baik di tingkat dusun maupun di tingkat desa, para pemuda dan pemudi menerapkan barisan dalam membangun desa. Menetukan masa depan desa sendiri berarti menetukan masa depan bagsa. 7. Sarana Kesehatan a. Posyandu Kegiatan Posyandu dilaksanakan di tiap-tiap dusun secara rutin tiap bulan dengan kegiatanya : Penimbangan Balita, Balita, pemeriksaan kesehatan, pemberian makanan tambahan serta dilaksanakan penyuluhan tentang kesehatan b. Puskesmas dan Polides. Di desa Dringo sudah tersedia fasilitas kesehatan berupa Puskesmas Pembantu dan Pondok bersalin Desa (Polindes) yang masing-masing sudah ditempati oleh seorang perawat dan seorang Bidan Desa. Keberadaan ini sangat membantu pelayanan dibidang kesehatan masyarakat. 2.2.1 Pembagian Wilayah Desa 2.2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pemerintahan Umum Tabel 7. Pemerintahan Umum NoUraianKeberadaanKeteranganAdaTidak1Pelayanan kependudukanAda2PemakamanAda3PerijinanAda4Pasar tradisional-Tidak5Ketentraman dan tibumAda Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : Pelayanan kependudukan dilaksanakan setiap hari jam kerja kadang kala ada juga penduduk yang datang pada sore atau malam hari, hal ini bisa dimaklumi karena mayoritas penduduk adalah petani atau buruh tani sehingga kesibukan bekerja seharian. Pemahaman mengenai jam kerja kantor masih kurang. Ada 1 (satu) lokasi pemakaman di Desa DRINGO Tidak ada tim khusus yang menangani hal ini. Prosesi pemakaman dipimpin oleh ulama setempat dan dilaksanakan secara gotong royong oleh warga. Perijinan diantaranya adalah ijin keramaian dan ijin tinggal. Ijin keramaian diwajibkan bagi kegiatan yang bisa mendatangkan massa dalam jumlah banyak. Misalnya hiburan rakyat, ketoprak dan orkes. Ijin ini selain ke pemerintah Desa juga diteruskan ke MUSPIKA. Ijin tinggal diberlakukan kepada warga asing yang bertamu lebih dari 24 jam atau menginap terutama jika bukan keluarga dekat dengan warga setempat. Pasar tradisional tidak ada, warga biasa datang ke pasar tradisional yang ada di Kecamatan TODANAN Satuan linmas memiliki anggota sebanyak 31 personel aktif dan siap sewaktu-waktu jika ada kegiatan yang bersifat lokal atau skala kecil. Untuk pengamanan skala sedang dan besar linmas dibantu dari POLSEK dan KORAMIL. STRATEGI PEMBANGUNAN DESA 4.1 Visi dan Misi 4.1.1 Visi Adalah Gambaran kondisi masa depan yang lebih baik (ideal), dibanding dengan kondisi yang ada saat ini. Adapun Visi dari Kepala desa terpilih yaitu: “BERSAMA – SAMA MEMBANGUN DESA DRINGO “ 4.1.2 Misi Adalah beberapa langkah atau tindakan yang ditempuh untuk mewujudkan Visi Desa. Adapun Misi dari Kepala Desa terpilih yaitu: Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk. Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal Bekerja sama dengan petugas penyuluh lapangan untuk meningkatkan hasil pertanian Meningkatkan usaha Pertanian Meningkatkan dan mengelola Pendapatan Asli Desa Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan Otonomi Daerah. 4.2 Kebijakan Pembangunan Program Desa diawali dari musyawarah Desa yang dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh Agama, RT / RW, Pemerintah Desa beserta BPD dalam rangka penggalian gagasan. Dari penggalian gagasan tersebut dapat diketahui permasalahan yang ada di Desa dan kebutuhan apa yang diperlukan oleh masyarakat sehingga aspirasi seluruh lapisan masyarakat bisa tertampung. Sebagai wakil dari masyarakat BPD berperan aktif membantu pemerintah Desa dalam menyusun program Pembangunan.Pemerintah Desa beserta BPD merumuskan program Pembangunan Desa, dalam hal ini menyusun Pembangunan apa yang sifatnya mendesak dan harus dilakukan dengan segera dalam arti menyusun 4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Secara administratif Desa DRINGO terbagi dalam 2 ( dua ) Dusun namun pemukiman penduduk hanya terbagi dalam 2 (dua) wilayah utara dan selatan Wilayah selatan adalah Dusun Serut dan Dusun Dringo terletak di sebelah utara. Pelaksanaan Pembangunan antara wilayah Utara dan selatan harus seimbang agar tidak terjadi kecemburuan yang mengakibatkan ketidak harmonisan dalam masyarakat. Demi tercapainya azas "adil dan merata" tersebut Pembangunan dilaksanakan bertahap dan bergantian antara wilayah Utara dan selatan meskipun dan pelaksanaan pembangunan harus melibatkan warga masing-masing wilayah agar tercipta rasa saling memiliki meskipun pembangunan tersebut berlokasi di wilayah Dusun lain. Selain azas "adil dan merata" kami juga lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat darurat atau membutuhkan penanganan yang tidak bisa ditunda. 4.2.2 Potensi dan Masalah Potensi Pertanian Industri Kecil dan Kerajinan Pendidikan Masalah Sebagian jalan rusak sehingga transportasi tidak optimal Kurangnya permodalan Sebagian gedung rusak Irigasi tidak maksimal 4.2.3 Program Pembangunan Desa PROGRAM PEMBANGUNAN DESA 7.1 Sarana dan Prasarana Pengaspalan jalan Talud jalan Jalan makadam Kantor PKK Perpipaan air 7.2 Ekonomi Irigasi Gedung pertemuan koperasi Lumbung Desa- 7.3 Kesehatan Polindes Strategi Pencapaian Arah Pengelolahan Pendapatan Desa - Pajak dipungut oleh Kepala Dusun dibantu oleh Perangkat Desa sesuai dengan wilayah rayonnya masing - masing kemudian dikumpulkan dan disetorkan oleh Sekertaris Desa ke BKK terdekat, ada kalanya petugas dari Kabupaten datang sendiri sekaligus untuk mengevaluasi Arah Pengelolahan Belanja Desa Penghasilan Tetap Kades dan Perangkat Desa Tunjangan BPD dan Honor RT dan RW. Pengadaan Barang dan jasa Pengadaan ATK, inventaris Kantor Desa dll. Biaya operasional Pemerintah Desa Biaya seragam Kades dan Perangkat Desa Meliputi biaya rapat dan perjalanan Dinas Pembangunan sarana dan prasarana, dll Semuanya diatur dalam APBDes . Kebijakan Umum Anggaran Pemerintah Desa bersama BPD melaksanakan musyawarah guna membahas anggaran yang dibutuhkan selama setahun dengan menggunakan tolok ukur pada tahun-tahun sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam APBDes. KALENDER MUSIM Masalah//Kegiatan/KeadaanPANCAROBAKEMARAUMUSIM HUJANMaretAprilMeiJuniJuliAgustSeptOktNop.Des.Jan.Peb.Musim pancaroba banyak anak terserang diare, fluvvMusim kemarau sawah kering tidak bisa bercocok tanam vvvvvvJalan becekv LETAK GEOGRAFIS DESA DRINGO Desa Dringo adalah suatu desa dari 25 Desa Kecamatan Todanan Kabupaten Blora,. Dilihat dari letak Geografisnya Desa Dringo berada pada ketinggian ±200 Meter sampai ±600 Meter dari permukaan laut. Jarak tempuh dari desa ke Kecamatan Todanan adalah kurang lebih 3 kilo meter ke arah Barat, sedangkan jarak tempuh dari pusat desa ke kota /Kabupaten kurang lebih 45 kilo meter ke arah Timur. Luas wilayah desa Dringo kurang lebih 267,50 hektar (ha), dan peruntukanya kurang lebih 165 hektar sebagai lahan pertanian dan kurang lebih 102,5 hektar sebagai hutan lindung dan lainnya. Daerah pertanian termasuk tanah yang cukup subur, sangat cocok untuk ditanam berbagai jenis tanaman,baik tanaman padi, palawija maupun jenis komuditi lainya. Batas-batas Desa Desa Dringo berbatasan dengan beberapa desa yaitu : a. Sebelah Timur : Desa Kajengan b. Sebelah Selatan : Desa Kedungwungu c. Sebelah Barat : Desa Cokrowati d` Sebelah Utara : Desa Dalangan DEMOGRAFI Transmigrasi Luas wilayah desa Dringo bila dibandingkan dengan jumblah penduduk dapat dikategorikan sebagai daerah yang cukup padat. Sehingga bila dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja per-tahun dengan pertumbuhan penduduk cukup juga sudah seimbang. Karena pertumbuhan penduduk cukup besar maka pada masa belakangan ini tidak mustahil bila penduduk semakin banyak mencari pekerjaan ke luar desa atau ke kota baik sebagai buruh, maupun berwiraswasta. Sebagai alternative pemecahanya, peluang untuk bertransmigrasi walaupun tidak banyak.. Namun disisi lain program transmigrasi saat ini sudah semakin kecil terlebih-lebih Departemenya sudah dilikwidasi. Sehingga setiap tahunya semakin banyak para pemuda dan pemudi pergi ke kota-kota untuk mengadu nasib mencari peluang kerja dengan berbagai ijasah SLTP,SLTA, dan SMK. Hal ini sebenarnya merupakan beban bagi pemerintah untuk bisa menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi pengangguran. 2. Keluarga Berencana (KB) Meskipun di atas dikemukakan bahwa pertumbuhan penduduk di desa Dringo cukup besar, namun bukan berarti program Keluarga Berencana tidak berasil. Semua disebabkan karena besarnya Pasangan Usia Subur (PUS) yang produktif. Bila dilihat dari besarnya jumlah Kepala Keluarga yaitu mencapai 937 Kepala Keluarga. Sebenarnya semangat masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana sangat tinggi, sehingga pertumbuhan atau kelahiran bayi per-tahunnya presentasenya sudah cukup kecil bila dibandingkan dengan jumlah Kepala Keluarga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini : Kondisi sosial budaya Ada beberapa lembaga yang mewadahi kegiatan kelompok-kelompok masyarakat, yaitu: 1. Karang Taruna Lembaga yang mewadahi pemuda karang taruna Desa Dringo terletak di RT 02. Untuk saat ini karang taruna tersebut mengalami kevakuman, disebabkan kesibukan masing-masing anggota dan kebanyakan anggota sudah berkeluarga, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal dalam kegiatan dan kepengurusan karang taruna tersebut. 2. Perkumpulan Ibu-ibu PKK Perkumpulan PKK terletak di kantor kelurahan diketuai oleh isteri dari Bendahara Desa. Kondisi saat ini PKK hanya sedikit melakukan perkumpulan dan kegiatan dan perlu di tingkatkan Kehidupan Beragama Mayoritas penduduk Desa Dringo menganut agama Islam. Pola kehidupan pesantren mendominasi kehidupan beragama masyarakat Dringo. Sejauh ini menurut berbagai sumber, tidak pernah terjadi konflik antar umat beragama. Hal tersebut disebabkan tidak adanya kelompok agama lain dalam jumlah besar di wilayah ini. Setiap Kamis malam Jum’at dilakukan kegiatan Berjanji Yasinan/ Manakiban yang dilakukan oleh pria muslim di Masjid dan di rumah warga secara bergilir, sementara pengajian perempuan dilakukan setiap Jum’at siang dan minggu serta yasinan. Interaksi Sosial Masyarakat Interaksi masyarakat terjadi di pusat-pusat kegiatan masyarakat, seperti pemandian umum, tempat kerja (kantor desa, persawahan, dan perkebunan), sekolah, dan masjid. Dalam hal pemerintahan, interaksi sosial masyarakat yang terjadi antara lain penyampaian instruksi-instruksi  dari masyarakat melalui alim ulama seperti ustadz, kemudian disampaikan kepada aparat desa. Penyampaiannya, berupa ceramah keagamaan dan dilakukan di kantor kelurahan dengan membuat acara syahriaan, ( sharing ) Gotong Royong Masyarakat bergotong royong dalam kegiatan-kegiatan, seperti pembangunan aliran air, pembangunan sarana MCK, hingga kegiatan Jum’at bersih (Jum’at bersih). Kegiatan gotong royong tersebut dikoordinasi dalam tingkat RT. Selain itu gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat desa Dringo, dilakukan juga dalam bidang sosial, contohnya kegiatan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu, dapat berupa renovasi rumah masyarakat yang tidak mampu ataupun memberikan dana bantuan berupa uang. Kegiatan ini dilakukan oleh masing-masing dusun untuk yang membawahinya. Sarana Keagamaan Sarana keagamaan yang ada di Desa Dringo adalah masjid, Mushola, majelis ta’lim, dan pesantren. Sarana keagamaan di desa Dringo bertujuan memantapkan keislaman agar dimiliki setiap warga masyarakat, dari anak-anak hingga dewasa. Kebudayaan Masyarakat Dringo merupakan bagian dari Jawa Tulen, sehingga bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah bahasa Jawa. Mata pencaharian utama mereka adalah bertani dengan pola tanam tumpang sari. Kesenian yang ada di wilayah ini adalah Robana danMarawis, Terdapat beberapa kebudayaan yang berada di Desa Dringo, diantaranya adalah seni pencak silat dan kesenian terbang. Seperti yang kita ketahui, pencak silat merupakan salah satu kesenian khas Jawa Tengah, begitu pun halnya di Desa Dringo. Dahulu, seni pencak silat amat berkembang di desa ini, tetapi seiring berjalannya waktu kesenian pencak silat tidak begitu diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia yang peduli akan kesenian tersebut. Masyarakat kini lebih memprioritaskan keagamaan dibanding kesenian. Namun, kebudayaan ini tidak sepenuhnya hilang, masih banyak anak-anak yang mempelajari kesenian pencak silat di sekolahnya masing-masing. Masyarakat desa yang mayoritasnya berbahasa Jawa ini memiliki kesenian lainnya, yaitu kesenian Terbang. Kesenian Terbang itu semacam gambus atau  marawis. Kesenian Terbang terdiri dari dua belas pemain, diantaranya satu orang menjadi penyanyi dan sebelas orang lainnya memainkan alat musik. Kesenian ini biasa ditampilkan dalam berbagai acara, seperti hajatan  khitanan ataupun perkawinan. STRATEGI PEMBENTUKAN POSDAYA Nama generik Pos Pemberdayaan Keluarga atau disingkat POSDAYA. Sesuai dengan tujuannya POSDAYA dikembangkan sebagai wahana bagi masyarakat dan semua keluarga di daerahnya guna menyampaikan, memperoleh, memperkuat dan membina komunikasi, informasi, edukasi, motivasi dan sekaligus advokasi kepada dan sesama anggota untuk membangun keluarga sejahtera serta menyegarkan kembali modal sosial budaya yang ada dalam masyarakatnya. Tenaga yang diharapkan menjadi penggerak upaya ini bermacam ragam. Kelompok PKK yang di masa lalu sangat aktif dalam Posyandu diharapkan bisa menjadi tulang punggung gerakan ini. Pokja IV PKK yang berpengalaman luas dalam menggerakkan Posyandu bisa menjadi tulang punggung Posdaya dengan mengajak pokja – pokja lainnya bergabung mengelola suatu POSDAYA yang program dan kegiatannya lebih luas. Siswa SMA anak keluarga kurang mampu yang dikembangkan melalui SMA unggul, dengan bimbingan guru-gurunya, bisa menjadi tenaga muda yang berf ungsi ganda. kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dalam praktek kerja di lapangan. wujud nyata dari komitmen pemerintah Indonesia pada sidang PBB tahun 2000 dan 2005 tersebut. Proses pemberdayaan keluarga dan pengembangan sumber daya manusia diprioritaskan pada keluarga muda dengan anak balita atau mereka yang mempunyai anak-anak di bawah usia 25 tahun. Dengan cara itu Desa dringo mengadakan kegiatan kegiatan pada POSDAYA menjadi cara yang paling tepat bukan saja untuk penduduk pada umumnya, tetapi juga untuk anak muda dari keluarga kurang mampu yang ikut terjun secara langsung di dalamnya.    

0 komentar:

Copyright © 2013 desa-dringo.com